BAB
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika
Menurut
klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan) tanaman cabai termasuk kedalam :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
2.2. Botani
2.2.1. Akar
Akar sebagai penegak pohon yang memiliki kedalaman ± 200 cm serta
berwarna coklat. Dari akar tunggang tumbuh akar- akar cabang, akar cabang
tumbuh horisontal didalam tanah, dari akar cabang tumbuh akar serabut yang
berbentuk kecil- kecil dan membentuk masa yang rapat.
2.2.2. Batang
Batang utama
cabai menurut (Djarwaningsih, 2002) tegak dan pangkalnya
berkayu dengan panjang 20-28 cm dengan diameter 1,5-2,5 cm. Batang
percabangan berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter
batang percabangan mencapai 0,5-1 cm. Percabangan bersifat dikotomi atau
menggarpu, tumbuhnya cabang beraturan secara berkesinambungan. Sedangkan
menurut (Anonymous, 2009), batang cabai memiliki Batang berkayu, berbuku-buku,
percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus
berwarna hijau. Menurut (Tjahjadi, 2010)
tanaman cabai berbatang tegak yang bentuknya bulat. Tanaman cabai dapat
tumbuh setinggi 50-150 cm, merupakan tanaman perdu yang warna batangnya
hijau dan beruas-ruas yang dibatasi dengan buku-buku yang panjang tiap
ruas 5-10 cm dengan diameter data 5-2 cm.
2.2.3. Daun
Daun cabai
menurut Bernaditus Wiryanto (2002)
berbentuk hati , lonjong, atau agak bulat telur dengan posisi berselang-seling.
Sedangkan menurut (Djarwaningsih, 1984)
daun cabai berbentuk memanjang oval dengan ujung meruncing atau diistilahkan
dengan oblongus acutus, tulang daun berbentuk menyirip dilengkapi urat daun.
Bagian permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan bagian
permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau terang. Panjang daun berkisar
9-15 cm dengan lebar 3,5-5 cm. Selain itu daun cabai merupakan Daun tunggal,
bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya
bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata,
petulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau.
2.2.4 Bunga
Menurut
(Nawangsih, dkk., 2003) bunga tanaman cabai berbentuk terompet kecil, umumnya bunga
cabai berwarna putih, tetapi ada juga yang berwarna ungu. Cabai berbunga
sempurna dengan benang sari yang lepas tidak berlekatan. Disebut berbunga
sempurna karena terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota
bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Bunga cabai disebut juga
berkelamin dua atau hermaphrodite karena alat kelamin jantan dan betina dalam
satu bunga. Sedangkan menurut (Anonymous, 2007) bunga cabai merupakan bunga
tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. (Tjahjadi,
2010) menyebutkan bahwa posisi bunga cabai menggantung. Warna mahkota putih,
memiliki kuping sebanyak 5-6 helai, panjangnya 1-1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna
kepala putik kuning.
2.2.5. Buah dan Biji
Buah cabai
menurut (Anonymous, 2010), buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus
atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin
mengkilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas.
Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Sedangkan
untuk bijinya biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi
cokelat,berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedasdapat
mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetapmembutuhkannya
untuk menambah nafsu makan.
2.3. Syarat Tumbuh
Untuk
memperoleh hasil yang berkualitas tinggi, usaha tani harus memperhatikan syarat
tumbuh. Syarat tumbuh berkaitan dengan lingkungan dan lingkungan tidak dapat
diubah oleh manusia sehingga menanam cabai merah harus memperhitungkan kondisi
lingkungan tersebut.
2.3.1. Tanah
Cabe dapat
tumbuh disegala macam tipe tanah, dan ketinggian tempat. Akan tetapi, yang
terbaik adalah didataran rendah pada tanah yang mengandung pasir, yakni yang
porositasnya cukup baik. Pada tanah yang air tanahnya menggenang atau
porositasnya rendah, tidak cocok untuk ditanami cabe. Pada tanah seperi ini,
tananan cabe mudah terserang penyakit akar, penyakit layu dan umumnya daun dan
buahnya berguguran. Tanah yang air tanahnya dangkal dan porositasnya rendah,
pada waktu hujan tampak becek, sehingga keadaan aerasinya jelek. Pada tanah
seperti ini tidak baik ditanami cabe. Didataran tinggi sampai pada ketinggian
1500 m dpl. (diatas permukaan laut). Tanaman cabe masih mampu tumbuh dan
berbuah baik. Didataran tinggi tanaman cabe mudah terserang penyakit daun dan
batang, terutama apabila keadaan iklimnya lembab dan berkabut.
pH tanah yang
baik antara 5½-6½. Namun tanaman cabe toleran terhadap tanah masam yang pH-nya
kurang dari 5, hanya berbuahnya kurang lebat dan tumbuhnya agak kerdil. Tanah
yang subur, yang banyak mengandung humus (bahan organik), lapisan bunga
tanahnya yang tebal adalah sangat cocok untuk tanaman cabe. Hal ini dikarenakan
sistem perakaranya luas dan agak dalam. (Sunaryono, 2003)
2.3.2. Iklim
Suhu
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, demikian juga terhadap tanaman cabai.
Suhu yang ideal untuk budidaya cabai adalah 24-28°C. Pada suhu tertentu seperti
15°C dan lebih dari 32°C akan menghasilkan buah cabai yang kurang baik.
Pertumbuhan akan terhambat jika suhu harian di areal budidaya terlalu dingin.
(Harjad, 2004)
mengatakan bahwa tanaman cabai dapat tumbuh pada musim kemarau apabila dengan
pengairan yang cukup dan teratur. Iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhannya
antara lain:
-Sinar matahari
Penyinaran yang
dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran tidak secara penuh pertumbuhan
tidak akan bisa normal.
-Curah Hujan
Tanaman cabe
lebih senang tumbuh di daerah yang tipe iklimnya lembab sampai agak lembab.
Tanaman cabe juga tidak senang terhadap curah hujan lebat, tetapi pada stadia
tertentu perlu banyak air. Pada musim hujan, tanaman cabe mudah mengalami
tekanan (stres), sehingga bunganya sedikit, dan banyak bunga yang tidak mampu
menjadi buah. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tananman cabe berkisar
antara 600-1200 mm per tahun. Dari itu didaerah yang beriklim kering dan
ditegalan yang tidak terdapat sumber pengairan, cabe terpaksa harus ditanam
menjelang awal musim hujan, walaupun produksinya lebih rendah. Tanaman cabe
lebih senang ditananm di daerah yang terbuka (tidak
terlindung) (Sunaryono, 2003).
2.3.3. Suhu Udara
Suhu udara yang
baik untuk pertumbuhan dan pembuahan cabe berkisar 21° – 28°C. Suhu harian yang
terlalu terik, yakni diatas 32°C menyebabkan tepung sarinya tidak berfungsi,
sehingga produksinya rendah. Demikian pula suhu malam yang tinggi dapat
menyebabkan pembuahanya rendah. Selain itu, pada suhu udara harian yang terik
dapat menyebabkan bunga dan buahnya menjadi terbakar (hangus) dan mencelur.
Suhu tanah pun berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara, terutama N dan P.
Apabila pada waktu berbunga suhu turun dibawah 15°C, maka pembuahanya dan pembijianya
terganggu . Pada suhu ini unsur hara mikro yang penting untuk pertumbuhan buah
sukar diserap oleh tanaman sehingga terjadi buah tanpa biji atau partenokorpi.
Pada suhu udara yang rendah, banyak cendawan penyakit daun yang menyerang
tanaman cabe, terutama apabila disertai dengan kelembapan tinggi. Oleh karena
itu, tanaman cabe lebih baik didataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl (Sunaryono,
2003).
2.4. Produksi dan Pertumbuhan
Secara fisiologis tanaman cabai
merah menurut Nawangsih et. al. (1999: 49-50) dapat dibagi menjadi empat fase,
ke-empat fase tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Fase Embrionis (Lembaga)
Fase
embrionis terjadi sejak penyerbukan bakal buah oleh benang sari sehingga
menghasilkan zigot yang seterusnya berkembang menjadi biji. Mulai tahap inilah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung.
2.
Fase Juvenil
Fase juvenil
dimulai sejak terbentuknya organ tanaman seperti daun, batang, dan akar yang
pertama kalinya. Proses ini dikenal dengan perkecambahan. Fase juvenil berakhir
pada waktu tanaman berbunga untuk pertama kali. Tanaman cabai yang berada dalam
fase pertumbuhan juvenil aktif menumbuhkan tunas-tunas baru. Tunas tumbuh pada
buku-buku batang utama dan pada ketiak daun. Pada fase ini tanaman tumbuh dan
berkembang lebih cepat dan sangat subur.
3.
Fase Produksi
Fase
produksi dimulai saat tanaman menumbuhkan bunga pertama dan berakhir ketika
tanaman sudah tidak mampu berbuah secara normal.
4.
Fase Penuaan (senil)
Batasan dimulai fase penuaan sulit dipastikan secara
tepat karena sampai batas waktu tertentu tanaman masih mampu menghasilkan bunga
yang dapat berkembang menjadi buah. Namun demikian, ini dapat dihasilkannya
bila tanaman cabai menghasilkan buah berukuran dibawah normal, berarti tanaman
sudah berada pada fase penuaan. Fase penuaan berakhir pada saat tanaman kering
dan mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar