Senin, 30 Mei 2016

skripsi tanaman cabai merah (bab 3)



BAB III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
            Penelitian ini dilaksanakan di Desa Klagen Srampat, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan. Ketinggian tempat ±4 m di atas permukaan laut. Waktu  penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016  Mei 2016.

3.2. Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih cabai merah  varietas Horison, menggunakan 3 jenis Pupuk Organik Cair (SOT,FERTISOIL, & ECO FRESH), Dolomit, dan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit.
            Alat yang digunakan adalah : cangkul, arit, pisau, jangka sorong, timbangan, meteran, sprayer, timba, gunting, papan nama, alat-alat tulis penunjang lainnya.

3.3. Metode Penelitian
            Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dan setiap faktor terdiri dari 3 level yang diulang 3 kali ulangan, yaitu :
Faktor 1  :  Pupuk Organik Cair (POC) , yaitu :
P1  : SOT (Suplemen Organik Cair)
P2  : Pupuk Organik Cair FERTISOIL
P3  : Pupuk Organik Cair ECO FRESH

Faktor 2 : Jarak tanam (J), yaitu :
            JI : 50 × 50 cm
            J2 : 50 x 60 cm
J3 : 50 x 70 cm
Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut :
Tabel 2. Tabel Kombinasi perlakuan
P/J
J1
J2
J3
P1
P1J1
P1J2
P1J3
P2
P2J1
P2J2
P2J3
P3
P3J1
P3J2
P3J3

            Kesembilan kombinasi tersebut diulang tiga kali ulangan sehingga diperoleh   9 x 3 = 27  kombinasi perlakuan atau petak, 27 kombinasi perlakuan tersebut masing-masing memiliki 5 tanaman sampel sehingga diperoleh 27 x 5 =135  tanaman sampel dalam satu lahan.

3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Pengolahan Lahan
            Pengolahan lahan bertujuan untuk menggeburkan tanah, memperbaiki aerasi dan draenasi tanah, serta mengendalikan gulma. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pembajakan tanah, penghalusan tanah dan pembuatan bedengan. Pembajakan merupakan proses pembalikan tanah sehingga tanahbagian dalam terangkat kepermukaan. Setelah itu dilakukan proses penghalusan tanah agar diperoleh tanah yang gembur. Adapun langkah-langkah yang di tempuh untuk pengolahan tanah adalah :
1.      Bersikan lahan dari sisa-sisa tanaman dan sampah.
2.      Bajak atau cangkul tanah sedalam 30-50 cm. Hasil pembajakan tanah umumnya berupa bongkahan tanah berukuran relatif besar. Biarkan bongkahan terkena sinar matahari dan hujan selama satu mingggu untuk mengurangi zat beracun dan patogen tertentu dalam tanah.
3.      Gemburkan tanah sedalam 20 cm secara merata sebelum dibuat bedengan. Bunga bahan-bahan yang keras, seperti batu dan kayu agar tidak merusak lahan.
4.      Buat bedengan dengan lebar 150 cm, panjang 200 cm/petak, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 50 cm, atur bedengan sehingga membujur (memanjang) dari arah timur ke barat. Bertujuan agar penerimaan cahaya matahari terjadi secara merata keseluruh tanaman. Bedengan dibuat serapi mungkin dengan menghaluskan bongkahan tanah agar tidak mengganggu tanah. Setelah itu di berikan pupuk Organik padat (PETROGANIK), Kapur pertanian (Dolomit).  
3.4.2. Penyemaian dan Pembibitan
Metode penyemaian untuk budidaya cabe menggunakan polybag dari plastik, Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida harganya sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan. Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1, media tersebut diayak agar halus. Sebaiknya dibuatkan naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari dan air hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring pelindung hama atau serangga. Polybag yang telah diisi media semai disusun dalam naungan tersebut. Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang mengapung. Masukkan setiap biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga. Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari. Selanjutnya siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Jumlah bibit harus melebihi dari kebutuhan penelitian agar bila terjadi kematian di lahan percobaan dapat segera disulami.
3.4.3. Penanaman
            Penanaman dilakukan dengan membuat tugal sedalam 4 cm di tiap-tiap petak dengan  terdapat 3 jenis jarak tanam yang berbeda, yaitu :
1.      Jarak antar barisan 50 cm dan dalam barisan 50 cm.
2.      Jarak antar barisan 50 cm dan dalam barisan 60 cm.
3.      Jarak antar barisan 50 cm dan dalam barisan 70 cm.


3.4.4. Pemeliharaan
3.4.4.1. Penyulaman
            Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh baik atau mati, kegiatan ini dilakukan untuk tanaman umur 7-10 hari setelah tanam. Jenis dan perlakuan benih pada waktu penyulaman sama dengan benih sewaktu tanam.
3.4.4.2. Pemberian Ajir
            Pemasangan ajir diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman cabai merah, ajir bisa berupa bambu yang dibelah-belah dengan ukuran lebar 3 cm dan panjang 1,5 m.
            Pemasangan ajir harus sedini mungkin pada saat tanaman belum berumur satu bulan setelah tanam. Pemasangan ajir secara dini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu pemasangan ajir Dalam penelitian ini ajir diberikan hanya khusus tanaman sampel dimaksudkan untuk pengukuran pengamatan.
3.4.4.3. Pemupukan
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi unsur hara untuk menggantikan unsur yang habis terserap tanaman.Pemupukan tanaman bertujuan untuk memberikan zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman.           
Tanaman Cabai merah pada saat fase pertumbuhan bunga dan buah masih memerlukan pemberian pupuk yang mengandung unsur fosfor dan kalium yang tinggi oleh karena itu pupuk perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah tiga macam pupuk Organik Cair antara lain, SOT, FERTISOIL, dan ECO FRESH , diaplikasikan dengan cara disemprot. Selain itu diberi pupuk penunjang pertumbuhan tanaman yaitu Dolomit dengan dosis 750 kg.ha-1, dan pupuk NPK cap mutiara.
1.      Pupuk Organik Cair SOT
Suplemen Organik Tanaman  atau SOT HCS  adalah produk teknologi solusi pertanian dari PT HCS yang merupakan suplemen terbaik untuk pertanian Anda. Penggunaan SOT telah terbukti mampu meningkatkan produksi panen lebih maksimal dari sebelumnya karena SOT akan memperkuat jaringan pada akar dan batang dan juga dapat mencegah atau mengurangi tingkat gugur bunga maupun buah.  SOT HCS ini dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman (stockisthcs.com/2009/budidaya-cabe-organik-pola-hcs/).
Kandungan SOT HCS
Tabel 3. Kandungan SOT
UNSUR
Jumlah (%)
UNSUR
JUMLAH (%)
N
12,98 %
Fe
42,02 ppm
P205
5,12 %
Cu
0,61 ppm
K20
14,20 %
Mo
0,52 ppm
So4
3,17 %
Zn
27,80 ppm
Mg
0,03 %
PH
6,89 %
Oganik Carbon
5,97 %
C/N
0,40 %

            Catatan : Untuk tanaman cabai diperlukan 28 cc SOT di larutkan 14 liter air, dilakukan penyemprotan 3 kali dengan jarak waktu 15 hari sekal (dua minggu sekali). Penyempotan pertama pada umur 15 hari setelah tanam (stockisthcs.com/2009/budidaya-cabe-organik-pola-hcs/).
2.      Pupuk Organik Cair Eco Fresh
Pupuk organik cair Eco Fresh merupakan pupuk organik cair yang diproduksi oleh PT. ECO AGRO MANDIRI SURABAYA. Didalam pupuk ini mengandung :
Corganik         : 6, 04%
N Total            : 3, 04%
P2O5               : 3, 14%  
K2O                : 3, 27%
Ph                    : 4, 60%
seng ( Zn) , besi ( Fe) , Tembaga( Cu) , Mangan( Mn) , Boron ( B) , Molibdenum( Mo) , pestisida Nabati, Zpt, Auksin, Sitokinin, Giberelin, Bakteri pelarut Fosfat, Bakteri Pengurai Tanah, Mengandung Hormon Perangsang Tumbuhan dan Vitamin (Santoso-wijaya.2010).
             Pupuk Organik Cair Eco Fresh MENGANDUNG HUMIC ACID. HUMIC ACID merupakan bahan pupuk organik yang mengandung unsur hara lengkap berfungsi sebagai soil conditional untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi subur dengan menstimulasi tanaman dan micro organisme tanah. mengikat logam berat atau senyawa kholak sehingga mengurangi keracunan tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air, memperbaikan struktur tanah, menambah orgasitas tanah yang dapat membantu aerasih dan retensi air, meningkatkan daya penyerap unsur P, meningkatkan PH tanah menstimulis aktifitas micro organisme untuk mengahasilakan hormon-hormon tumbuhan, meningkatkan kekebalan penyakit, penggunaan pupuk sangat efektif sehingga mengurangi penggunaan pupuk Kimia (Santoso-wijaya.2010).
Keunggulan dan manfaat pupuk organik cair Eco fresh adalah:
·         Memperbaiki sifat fisik tanah dari bahan kimia.
·         Mengurangi Residu racun yang dapat merusak tanaman.
·         Melipat gandakan hasil produksi tanaman.
·         Mengurangi pemakaian fungisida dan pupuk kimia.
·         Meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan penyakit.
·         Merangsang pertumbuhan akar muda.
·         Merangsang pertumbuhan bunga dan buah dengan sempurna.
Cara Pemakaian :
Pupuk cair Eco Fresh dapat di aplikasikan melaluai penyemprotan daun atau penyiraman pada zona akar tanaman. Waktu penyemprotan dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. Untuk tanaman cabai dibutuhkan Eco Fresh 10 cc / 1 liter air. Penyemprotan dilakukan pada tanaman umur 10 hari setelah tanam. Dengan interval 10 hari sekali.   



3.      Pupuk Organik Cair FERTISOIL
FERTISOIL adalah pupuk organik cair yang di produksi oleh PT. SITOSU AGRO CEMERLANG, JAKARTA.
Keuntungan tanaman Jika menggunakan FERTISOIL :
Daun               : jadi lebat, keras, padat, lebar, tebal, berisi, dan mengkilap. muncul warna aslinya dan tidak mudah rontok
Batang            : mempercepat perkembangan batang dalam melakukan pembelahan sel, sehingga cepat besar, kokoh, dan berurat.
Bunga             : bunga akan cepat keluar, kuncup di setiap pori pembungaan dan tidak mudah gugur.
Buah               : mempercepat putik bunga jadi buah. Buah jadi lebih    padat, besar, dan berisi. Buah semakin lezat dan beraroma.
Akar               : mempercepat pertumbuhan akar baru dan kokoh.
Kandungan hara FERTISOIL :
C-Organik                   : 5,10 %
pH                               : 7,53 %
P2O5                                      : 2,02 %
K2O                             : 2,21 %
Fe                                : 0,11 ppm
Boron                          : 20 ppm
Co                               : 0,075 ppm
Mo                               : 0,197 ppm

Aplikasi :
Untuk tanaman cabai dibutuhkan pupuk organik cair FERTISOIL 10 cc / 14 liter air. Lakukan penyemprotan pada tanaman cabai umur 14 hari setelah tanam.interval 1 kali dalam 1 minggu.
3.4.4.4. Penyiraman
            Penyiraman dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu udara rendah dan terik matahari yang tidak terlalu panas, sehingga lebih efektif karena proses penguapan air tanah dan air tanaman berlangsung lamban.
            Fase awal pada pertumbuhan tanaman cabai merah masih dalam proses penyesuaian terhadap lingkungan maka memerlukan pengairan secara rutin tiap hari. Bila terjadi hujan maka tanaman cabai merah tidak perlu disiram air.
3.4.4.5. Penyiangan
            Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput liar sekaligus dengan menggemburkannya.
3.4.4.6. Perempelan
Cabai umumnya bertunas banyak yang tumbuh di ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, tunas-tunas ini perlu dirempel (dibuang). Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai yang berumur antara 7-20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh, perempelan tunas ini dilakukan  2-3 kali, tanpa perempelan tunas samping pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.
Bunga pertama yang muncul di sela-sela percabangan pertama juga harus dirempel, tujuannya adalah merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan diatasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah lebat.
            Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel terutama daun yang terserang hama dan penyakit, daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi. 
3.4.4.7.Pengendalian hama dan penyakit
Salah satu faktor yang menghambat produksi tanaman cabai rawit adalah
adanya serangan hama dan penyakit yang fatal, pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan prinsip pengendalian hama secara terpadu, dengan mengutamakan pengamatan, apabila ada gejala hama dan penyakit maka akan dilakukan pengendalian.  

3.5.         Pengamatan
Pengamataan dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan melalui lima tanaman sampel pada setiap perlakuan dan dari parameter yang ada. Adapun parameter yang diamati yaitu : parameter pertumbuhan (fase vegetatif) dan fase produktif (fase generatif).
Pengamatan fase vegetatif    :
a.       Tinggi tanaman (sampel)  
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman tertinggi dan untuk mengantisipasi bila terjadinya penurunan tanah disamping tanaman diberikan ajir yang diberi tanda dibagian pangkal ajir sebagai dasar pengukuran. Pengamatan dimulai saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali sampai berumur 42 hari setelah tanam.
b.      Jumlah daun (sampel)                  
Jumlah daun yang dihitung adalah yang sudah membuka sempurna, daun dihitung pada tanaman berumur 14 hari setelah tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali sampai berumur 42 hari setelah tanam.
c.       Jumlah cabang (sampel)               
Penghitungan jumlah cabang dimulai pada tanaman berumur 14 hari setelah tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali.Jumlah cabang dihitung diatas permukaan tanah sampai ujung tertinggi tanaman sampai 42 hari setelah tanam. Cabang yang tumbuh paling awal adalah cabang pertama dan seterusnya.
d.      Diameter batang
Pengukuran diameter batang dimulai pada tanaman beumur 14 hari setelah tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali sampai 42 hari setelah tanam.
Pengamatan fase generatif   :
a.         Presentase bunga menjadi buah (sampel)
Presentase pembentukan bunga menjadi buah dihitung saat mulai berbunga yaitu berumur42 hari setelah tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali sampai berbuah saat panen pertama, yaitu saat berumur sekitar 84 hari setelah tanam,
menggunakan rumus :
Jumlah bunga  x  100% = hasil penghitungan presentase bunga menjadi buah
 jumlah buah


b.        Diameter buah
Setelah buah dipanen dilakukan pengukuran diameter buah menggunakan jangka sorong, pengukuran buah dilakukan pada tanaman sampel dengan mengukur lingkar buah yang paling lebar.
c.         Panjang buah
Setelah buah dipanen dilakukan pengukuran diameter buah menggunakan penggaris, pengukuran panjang buah dilakukan dengan mengukur ujung bawah buah sampai sampai ujung atas buah dan dipilih buah dengan ukuran paling panjang.
d.      Jumlah buah per tanaman (sampel)          
Penghitungan jumlah buah pertanaman sampel dilakukan pada saat panen pertama berumur sekitar 84 hari setelah tanam, dipilih yang tidak busuk, tingkat kematangan sama dan buah berkembang dengan baik.
e.         Berat buah per tanaman (sampel)            
Penghitungan berat buah tanaman sampel dilakukan pada saat panen pertama yaitu berumur 84 hari setelah tanam. Buah yang didapat diseleksi, dipilih buah dengan tingkat kematangan yang sama yang berkembang secara baik dan tidak busuk.





3.6.            Pemanenan
Pemanenan  tanaman cabai dilakukan pada saat tanaman cabai berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabai siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabai tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabai dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabai dapat disimpan lebih lama. Buah cabai yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabai sehat. Pisahkan buah cabai yang rusak dari buah cabai yang sehat. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan. (Anonymous, 2010)
3.7.            Analisis Data
            Data hasil pengamatan dari setiap parameter pada setiap pengamatan dianalisa dengan uji Fhisher (uji F) 5% dan 1% jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT 5%).