BAB III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Klagen Srampat, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan. Ketinggian tempat ±4 m di atas permukaan laut. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016
– Mei 2016.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah : benih cabai merah varietas Horison, menggunakan 3 jenis Pupuk Organik Cair (SOT,FERTISOIL, & ECO FRESH), Dolomit, dan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit.
Alat yang digunakan
adalah : cangkul, arit, pisau, jangka sorong, timbangan, meteran, sprayer, timba, gunting, papan nama, alat-alat
tulis penunjang lainnya.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri
dari 2 faktor dan setiap faktor terdiri dari 3 level yang diulang 3 kali
ulangan, yaitu :
Faktor 1 : Pupuk
Organik Cair (POC) , yaitu :
P1 : SOT (Suplemen Organik Cair)
P2 : Pupuk Organik Cair FERTISOIL
P3 : Pupuk Organik Cair ECO FRESH
Faktor 2 : Jarak tanam (J), yaitu :
JI : 50 × 50 cm
J2 : 50 x 60 cm
J3 : 50 x 70 cm
Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Adapun kombinasi
perlakuannya sebagai berikut :
Tabel 2. Tabel Kombinasi perlakuan
P/J
|
J1
|
J2
|
J3
|
P1
|
P1J1
|
P1J2
|
P1J3
|
P2
|
P2J1
|
P2J2
|
P2J3
|
P3
|
P3J1
|
P3J2
|
P3J3
|
Kesembilan kombinasi tersebut diulang
tiga kali ulangan sehingga diperoleh 9 x 3 = 27 kombinasi perlakuan atau petak, 27 kombinasi perlakuan tersebut masing-masing
memiliki 5 tanaman sampel sehingga diperoleh 27 x 5 =135
tanaman sampel dalam satu lahan.
3.4. Pelaksanaan
Penelitian
3.4.1. Pengolahan Lahan
Pengolahan
lahan bertujuan untuk menggeburkan tanah, memperbaiki aerasi dan draenasi
tanah, serta mengendalikan gulma. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan
pembajakan tanah, penghalusan tanah dan pembuatan bedengan. Pembajakan
merupakan proses pembalikan tanah sehingga tanahbagian dalam terangkat
kepermukaan. Setelah itu dilakukan proses penghalusan tanah agar diperoleh
tanah yang gembur. Adapun langkah-langkah yang di tempuh untuk pengolahan tanah
adalah :
1.
Bersikan lahan dari sisa-sisa tanaman dan sampah.
2.
Bajak atau cangkul tanah sedalam 30-50 cm. Hasil pembajakan tanah umumnya
berupa bongkahan tanah berukuran relatif besar. Biarkan bongkahan terkena sinar
matahari dan hujan selama satu mingggu untuk mengurangi zat beracun dan patogen
tertentu dalam tanah.
3.
Gemburkan tanah sedalam 20 cm secara merata sebelum dibuat bedengan.
Bunga bahan-bahan yang keras, seperti batu dan kayu agar tidak merusak lahan.
4.
Buat bedengan dengan lebar 150 cm, panjang 200 cm/petak, tinggi 30 cm,
dan jarak antar bedengan 50 cm, atur bedengan sehingga membujur (memanjang)
dari arah timur ke barat. Bertujuan agar penerimaan cahaya matahari terjadi
secara merata keseluruh tanaman. Bedengan dibuat serapi mungkin dengan
menghaluskan bongkahan tanah agar tidak mengganggu tanah. Setelah itu di
berikan pupuk Organik padat (PETROGANIK), Kapur pertanian (Dolomit).
3.4.2. Penyemaian
dan Pembibitan
Metode penyemaian untuk budidaya cabe menggunakan polybag
dari plastik, Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida harganya
sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang
tumbuh berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan. Siapkan campuran tanah,
arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1, media
tersebut diayak agar halus. Sebaiknya dibuatkan naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari
dan air hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian
dengan jaring pelindung hama atau serangga. Polybag yang telah diisi media
semai disusun dalam naungan tersebut. Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang
lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang mengapung. Masukkan setiap biji cabe
kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan kompos halus. Basahi sedikit
media tanam agar kelembabannya terjaga. Siram polybag pembibitan
setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup permukaan polybag
dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran tersebut
setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari. Selanjutnya siram secara
rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk dipindahkan setelah
21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Jumlah bibit harus melebihi dari
kebutuhan penelitian agar bila terjadi kematian di lahan percobaan dapat segera
disulami.
3.4.3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan membuat
tugal sedalam 4 cm di tiap-tiap petak dengan
terdapat 3 jenis jarak tanam yang berbeda, yaitu :
1. Jarak antar barisan 50 cm dan dalam barisan 50 cm.
2. Jarak antar barisan 50 cm dan dalam barisan 60 cm.
3. Jarak antar barisan 50 cm dan dalam barisan 70 cm.
3.4.4. Pemeliharaan
3.4.4.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh baik atau mati, kegiatan ini dilakukan untuk tanaman umur 7-10 hari
setelah tanam. Jenis dan perlakuan benih pada waktu penyulaman sama dengan
benih sewaktu tanam.
3.4.4.2. Pemberian Ajir
Pemasangan
ajir diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman cabai merah, ajir bisa
berupa bambu yang dibelah-belah dengan ukuran lebar 3 cm dan panjang 1,5 m.
Pemasangan ajir harus sedini mungkin
pada saat tanaman belum berumur satu bulan setelah tanam. Pemasangan ajir secara dini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan
akar tanaman cabai sewaktu pemasangan ajir Dalam penelitian ini ajir
diberikan hanya khusus tanaman sampel dimaksudkan untuk pengukuran pengamatan.
3.4.4.3. Pemupukan
Pupuk merupakan
kunci dari kesuburan tanah karena berisi unsur hara untuk menggantikan unsur
yang habis terserap tanaman.Pemupukan
tanaman bertujuan untuk memberikan zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman.
Tanaman Cabai merah pada saat fase pertumbuhan bunga dan buah masih memerlukan pemberian
pupuk yang mengandung unsur fosfor dan kalium yang tinggi oleh karena itu pupuk perlakuan
yang diberikan dalam penelitian ini adalah tiga macam pupuk Organik
Cair antara lain, SOT, FERTISOIL, dan ECO FRESH , diaplikasikan dengan
cara disemprot. Selain itu diberi pupuk penunjang pertumbuhan tanaman yaitu Dolomit dengan dosis 750
kg.ha-1, dan pupuk NPK cap mutiara.
1.
Pupuk Organik Cair SOT
Suplemen Organik Tanaman atau
SOT HCS adalah produk
teknologi solusi pertanian dari PT HCS yang merupakan suplemen terbaik untuk
pertanian Anda. Penggunaan SOT telah terbukti mampu meningkatkan produksi panen
lebih maksimal dari sebelumnya karena SOT akan memperkuat jaringan pada akar
dan batang dan juga dapat mencegah atau mengurangi tingkat gugur bunga maupun
buah. SOT HCS ini dapat diaplikasikan pada semua jenis
tanaman (stockisthcs.com/2009/budidaya-cabe-organik-pola-hcs/).
Kandungan
SOT HCS
Tabel 3.
Kandungan SOT
UNSUR
|
Jumlah (%)
|
UNSUR
|
JUMLAH (%)
|
N
|
12,98 %
|
Fe
|
42,02 ppm
|
P205
|
5,12 %
|
Cu
|
0,61 ppm
|
K20
|
14,20 %
|
Mo
|
0,52 ppm
|
So4
|
3,17 %
|
Zn
|
27,80 ppm
|
Mg
|
0,03 %
|
PH
|
6,89 %
|
Oganik Carbon
|
5,97 %
|
C/N
|
0,40 %
|
Catatan
: Untuk tanaman cabai diperlukan 28 cc SOT di larutkan 14 liter air, dilakukan
penyemprotan 3 kali dengan jarak waktu 15 hari sekal (dua minggu sekali).
Penyempotan pertama pada umur 15 hari setelah tanam (stockisthcs.com/2009/budidaya-cabe-organik-pola-hcs/).
2.
Pupuk Organik Cair Eco Fresh
Pupuk organik cair Eco Fresh merupakan pupuk
organik cair yang diproduksi oleh PT. ECO AGRO MANDIRI SURABAYA. Didalam pupuk
ini mengandung :
Corganik : 6, 04%
N Total : 3, 04%
P2O5 : 3, 14%
K2O : 3, 27%
Ph : 4, 60%
seng ( Zn) , besi ( Fe) , Tembaga( Cu) , Mangan( Mn) , Boron ( B) ,
Molibdenum( Mo) , pestisida Nabati, Zpt, Auksin, Sitokinin, Giberelin, Bakteri
pelarut Fosfat, Bakteri Pengurai Tanah, Mengandung Hormon Perangsang Tumbuhan
dan Vitamin (Santoso-wijaya.2010).
Pupuk Organik Cair Eco Fresh MENGANDUNG HUMIC ACID. HUMIC ACID merupakan bahan pupuk organik yang mengandung unsur hara lengkap berfungsi sebagai soil conditional untuk
memperbaiki
kondisi tanah menjadi subur dengan menstimulasi tanaman dan micro organisme
tanah. mengikat logam berat atau senyawa kholak sehingga mengurangi keracunan
tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air, memperbaikan struktur tanah,
menambah orgasitas tanah yang dapat membantu aerasih dan retensi air,
meningkatkan daya penyerap unsur P, meningkatkan PH tanah menstimulis aktifitas
micro organisme untuk mengahasilakan hormon-hormon tumbuhan, meningkatkan
kekebalan penyakit, penggunaan pupuk sangat efektif sehingga mengurangi
penggunaan pupuk Kimia (Santoso-wijaya.2010).
Keunggulan
dan manfaat pupuk organik cair Eco fresh adalah:
·
Memperbaiki
sifat fisik tanah dari bahan kimia.
·
Mengurangi
Residu racun yang dapat merusak tanaman.
·
Melipat
gandakan hasil produksi tanaman.
·
Mengurangi
pemakaian fungisida dan pupuk kimia.
·
Meningkatkan
kekebalan tanaman terhadap serangan penyakit.
·
Merangsang
pertumbuhan akar muda.
·
Merangsang
pertumbuhan bunga dan buah dengan sempurna.
Cara Pemakaian :
Pupuk cair Eco Fresh dapat di
aplikasikan melaluai penyemprotan daun atau penyiraman pada zona akar tanaman.
Waktu penyemprotan dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. Untuk tanaman cabai
dibutuhkan Eco Fresh 10 cc / 1 liter air. Penyemprotan dilakukan pada tanaman
umur 10 hari setelah tanam. Dengan interval 10 hari sekali.
3. Pupuk Organik Cair FERTISOIL
FERTISOIL adalah pupuk
organik cair yang di produksi oleh PT. SITOSU AGRO CEMERLANG, JAKARTA.
Keuntungan tanaman Jika menggunakan FERTISOIL :
Daun : jadi lebat, keras, padat, lebar,
tebal, berisi, dan mengkilap. muncul warna aslinya dan tidak mudah rontok
Batang : mempercepat perkembangan batang dalam
melakukan pembelahan sel, sehingga cepat besar, kokoh, dan berurat.
Bunga : bunga akan cepat keluar, kuncup di
setiap pori pembungaan dan tidak mudah gugur.
Buah : mempercepat putik bunga jadi buah.
Buah jadi lebih padat, besar, dan
berisi. Buah semakin lezat dan beraroma.
Akar : mempercepat pertumbuhan akar baru dan kokoh.
Kandungan hara
FERTISOIL :
C-Organik : 5,10 %
pH : 7,53 %
P2O5 :
2,02 %
K2O : 2,21 %
Fe : 0,11 ppm
Boron : 20 ppm
Co : 0,075 ppm
Mo : 0,197 ppm
Aplikasi :
Untuk tanaman cabai
dibutuhkan pupuk organik cair FERTISOIL 10 cc / 14 liter air. Lakukan penyemprotan
pada tanaman cabai umur 14 hari setelah tanam.interval 1 kali dalam 1 minggu.
3.4.4.4. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi
hari atau sore hari pada saat suhu udara rendah dan terik matahari yang tidak terlalu panas, sehingga lebih efektif karena proses penguapan air tanah dan air
tanaman berlangsung lamban.
Fase
awal pada pertumbuhan tanaman cabai merah masih dalam proses penyesuaian terhadap lingkungan maka memerlukan
pengairan secara rutin tiap hari. Bila terjadi hujan maka tanaman cabai merah tidak perlu disiram air.
3.4.4.5. Penyiangan
Penyiangan
dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di
kebun. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput liar sekaligus dengan
menggemburkannya.
3.4.4.6. Perempelan
Cabai umumnya bertunas banyak yang tumbuh di
ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan
secara optimal. Oleh karena itu, tunas-tunas ini perlu dirempel (dibuang).
Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai yang berumur antara 7-20
hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh,
perempelan tunas ini dilakukan 2-3 kali,
tanpa perempelan tunas samping pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.
Bunga
pertama yang muncul di sela-sela percabangan pertama juga harus dirempel, tujuannya adalah
merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan diatasnya
yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah lebat.
Daun-daun
tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel terutama daun yang terserang hama
dan penyakit, daun tua tersebut sudah tidak produktif lagi.
3.4.4.7.Pengendalian
hama dan penyakit
Salah satu
faktor yang menghambat produksi tanaman cabai rawit adalah
adanya serangan hama dan penyakit yang
fatal, pengendalian
hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan prinsip pengendalian hama secara
terpadu, dengan mengutamakan pengamatan, apabila ada gejala hama dan penyakit
maka akan dilakukan pengendalian.
3.5.
Pengamatan
Pengamataan
dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan melalui lima tanaman sampel pada
setiap perlakuan dan dari parameter yang ada. Adapun parameter yang diamati yaitu : parameter
pertumbuhan (fase vegetatif) dan fase produktif (fase generatif).
Pengamatan fase vegetatif :
a. Tinggi tanaman (sampel)
Pengukuran
tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari permukaan tanah sampai
pucuk tanaman tertinggi dan untuk mengantisipasi bila terjadinya penurunan
tanah disamping tanaman diberikan ajir yang diberi tanda dibagian pangkal ajir
sebagai dasar pengukuran. Pengamatan dimulai saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam dengan
selang waktu 1 minggu sekali sampai berumur 42 hari setelah tanam.
b. Jumlah daun (sampel)
Jumlah daun yang dihitung adalah yang sudah membuka sempurna, daun dihitung
pada tanaman berumur 14 hari setelah tanam dengan selang waktu
1 minggu sekali sampai berumur 42 hari setelah tanam.
c. Jumlah cabang (sampel)
Penghitungan jumlah cabang dimulai pada tanaman
berumur 14 hari setelah tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali.Jumlah cabang
dihitung diatas permukaan tanah sampai ujung tertinggi tanaman sampai 42 hari setelah tanam. Cabang yang
tumbuh paling awal adalah cabang pertama dan seterusnya.
d.
Diameter batang
Pengukuran diameter batang dimulai pada tanaman beumur 14 hari setelah
tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali sampai 42 hari setelah tanam.
Pengamatan fase generatif :
a.
Presentase bunga menjadi buah (sampel)
Presentase pembentukan bunga menjadi buah dihitung saat mulai berbunga
yaitu berumur42 hari setelah tanam dengan selang waktu 1
minggu sekali sampai berbuah saat panen pertama, yaitu saat berumur sekitar 84 hari setelah
tanam,
menggunakan rumus :
Jumlah bunga
x 100% = hasil penghitungan
presentase bunga menjadi buah
jumlah buah
b.
Diameter buah
Setelah buah dipanen dilakukan pengukuran diameter
buah menggunakan jangka sorong, pengukuran buah dilakukan pada tanaman sampel
dengan mengukur lingkar buah yang paling lebar.
c.
Panjang buah
Setelah buah dipanen dilakukan pengukuran diameter
buah menggunakan penggaris, pengukuran panjang buah dilakukan dengan mengukur
ujung bawah buah sampai sampai ujung atas buah dan dipilih buah dengan ukuran
paling panjang.
d. Jumlah buah per tanaman (sampel)
Penghitungan jumlah buah pertanaman sampel dilakukan
pada saat panen pertama berumur sekitar 84 hari setelah tanam, dipilih
yang tidak busuk, tingkat kematangan sama dan buah berkembang dengan baik.
e.
Berat buah per tanaman (sampel)
Penghitungan berat buah tanaman sampel dilakukan pada saat panen pertama
yaitu berumur 84 hari setelah tanam. Buah yang didapat
diseleksi, dipilih buah dengan tingkat kematangan yang sama yang berkembang
secara baik dan tidak busuk.
3.6.
Pemanenan
Pemanenan tanaman cabai dilakukan pada saat
tanaman cabai berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang
padat dan warna merah menyala, buah cabai siap dilakukan pemanenan
pertama. Umur panen cabai tergantung varietas yang digunakan,
lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan
tanaman. Tanaman cabai dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung
dari luas penanaman dan kondisi pasar. Pemanenan dilakukan dengan cara
memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabai dapat disimpan
lebih lama. Buah cabai yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap
di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabai sehat.
Pisahkan buah cabai yang rusak dari buah cabai yang sehat. Waktu panen
sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan
optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi
penguapan. (Anonymous, 2010)
Data
hasil pengamatan dari setiap parameter pada setiap pengamatan dianalisa dengan
uji Fhisher (uji F) 5% dan 1% jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan
uji Beda Nyata Terkecil (BNT 5%).