berawal dari gagasan di warung kopi, dan tercetuslah sebuah angan untuk membuat sebuah group band sederhana, dan inilah penampilan perdana group band yang di namai "isopuniki". 
Senin, 17 Februari 2014
Sabtu, 15 Februari 2014
PMII Unisda Lamongan Galang Dana Untuk Korban Bencana Banjir
PMII GALANG DANA UNTUK
KORBAN BENCANA BANJIR
Puluhan anggota PMII UNISDA  tersebar di area 
kampus dan di jalan-jalan sekitar Alun-alun Lamongan untuk menggalang 
dana. Selain turun ke jalan, PMII juga membuka posko bencana dan 
menerima bantuan beras, pakean layak paki dll.  Dana yang telah 
terkumpul sebesar Rp 4.343.600. Penggalangan dana yang dilakukan sejak sabtu (04, januari 2014) kemarin ini akan terus berlangsung sampai senin. Rencananya 
dana yang telah terkumpul akan disalurkan pada hari selasa.
“Kondisi korban banjir di Dilamongan sangat 
memprihatinkan. Banyak dari mereka yang rumahnya terbawa oleh banjir, 
harta merekapun hilang dan bahkan terpaksa mengungsi di balai desa dan masjid setempat. 
Mereka sangat membutuhkan uluran tangan kita, untuk itu kita harus 
saling membantu sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap masalah 
sosial,”  ujar koordinator lapangan, Zainut S.Pd. 
Tidak hanya PMII, sejumlah mahasiswa 
dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) juga turut serta dalam 
penggalangan dana. Mereka bergerak bersama untuk membantu korban banjir 
sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Banjir yang melanda kawasan Kecamatan Babat dan laren ini terjadi akibat meluapnya sungai Bengawan Solo. Seperti dikutip dalam tempo.co, dari puluhan 
 desa di kecamatan Laren yang paling parah adalah desa pelangwot dan di Babat adalah desa Truni. Ketinggian air
 banjir bervariasi antara 30 sentimeter hingga lima meter. Banjir 
setinggi lima meter ini terjadi di daerah Babat Truni, Kabupaten Lamongan.
oleh. : shohibur Ryan 
puisi cinta
 Kala
sang arjuna lepaskan anak panah 
    
Kala sang ombak hantam karang 
        
Bersujud aku di kakinya 
           
Menangis tuk satu harapan 
                            Sang surya raja
siang 
                                 Sang bulan
ratu malam 
                                      Kaulah
yang aku sayang 
                                           Cintaku tak hanya semalam 
                               Sang kumbang
hampiri sang mawar
                           Romeo dan Juliet
bersatu 
                      Hatiku takkan mekar      
                 Lawan banyaknya seratusribu 
     
Mentari sembunyi tangan 
          
Kapas putih hiasi pandang 
                Takkan hancur sebuah kesetiaan 
                     Walau tertusuk jarum
pedang  
Artikel Pergerakan
Impelementasi Nilai
kepemimpinan Rasulullah di PMII
                Pemimpin
adalah seseorang yang diberi kedudukan tertentu dan bertindak
sesuai dengan kedudukannya tersebut. Pemimpin juga adalah seorang ahli dalam
organisasi / masyarakat yang diharapkan menggunakan pengaruh dalam melaksana
dan mencapai visi dan misi institusi / lembaga yang dipimpinnya.Dia adalah
pemimpin yang tidak bukan menggunakan kedudukannya untuk memimpin namun ia
menggunakan sebagai mitra yang dipimpin.Sedangkan kepemimpinan merupakan proses
untuk mempengaruhi orang lain.
            Kepemimpinan
Menurut Islam Kepemimpinan dalam Islam merupakan usaha menyeru manusia kepada
amar makruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat
keburukan. Kepemimpinan Islam adalah perwujudan dari keimanan dan amal saleh.
Oleh karena itu seorang pemimpin yang mementingkan diri, kelompok, keluarga,
kedudukannya dan hanya bertujuan untuk kebendaan.
Pada era
globalisasi ini terdapat suatu permasalah yang krtitis yaitu krisis
kepemimpinan,saat ini banyak teori-teori kepemimpinan namun kenyataan di
lapangan hasilnya tidak ada,inilah yang membuat jenuh masyarakat,teori-teori kepemimpinan
yang berkembang pada umumnya dari bangsa barat padahal kita sebagai generasi muda
islam telah diajarkan sistem kepemimpinan yang ideal dan sistem kepemimpinan
ini hasil pemikiran Rosulullah. Dalam suatu telaah terhadap seratus tokoh
berpengaruh di dunia, Muhammad saw diakui sebagai seorang tokoh yang paling
berpengaruh dan menduduki rangking pertama. Ketinggian itu dilihat dari
berbagai perspektif, misalnya sudut kepribadian, jasa-jasa dan prestasi beliau
dalam menyebarkan ajaran Islam pada waktu yang relatif singkat. Kesuksesan
beliau dalam berbagai bidang merupakan dimensi lain kemampuan sebagai leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran Rasul.Dikatakan leader
karena beliau selalu tampil di muka, menampilkan keteladanan, dan kharisma
sehingga mampu mengarahkan, membimbing dan menjadi panutan. Dikatakan manajer
karena beliau pandai mengatur pekerjaan atau bekerja sama dengan baik,
melakukan perencanaan, memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai sasaran.
Oleh : Shohibu Ryan 
Selasa, 04 Februari 2014
Entah sudah berapa lama saya ingin sekali menulis sebuah blogpost
 dengan judul di atas. Sebuah frase yang melekat dalam benak saya, 
seakan tak mau lepas…. Setiap saat saya bisa mendengar dia berteriak 
memanggil-manggil saya, minta diwujudkan dalam sebuah bentuk tulisan 
yang bisa dilihat dan dibaca oleh semua orang…
Hah? Koq bisa??
Ataukah itu saya yang sebenarnya berteriak-teriak minta tolong?
Saya dan benak saya yang sudah terlalu penat dan hampir meledak?
Saya dan benak saya yang minta didengar?
Ah, apapun itu, yang pasti saya mau berbagi. Saya mau bercerita dan bercerita… Berbagi dengan kalian semua tentang apa yang saya punya di dalam pikiran saya…
Akhir-akhir ini, tetiba saya menyadari bahwa saya menghadapi cukup banyak “kerikil” dan bahkan “bebatuan kecil” dalam hubungan saya dengan beberapa sahabat saya. Bingung? Mungkin. Jengkel dan marah? Sudah pasti. Sedih? Duh, apalagi.
It takes years to build a friendship. And it takes seconds only to destroy it to pieces…
Ya, mungkin kalimat di atas paling bisa menggambarkan apa yang akhir2 ini terjadi dengan saya dan sahabat-sahabat saya. Seperti sebuah hubungan pacaran, persahabatan juga tidak lepas dari yang namanya selisih pendapat, pertengkaran kecil maupun besar, adu mulut sini, adu mulut sana, cemburu sini, cemburu sana, dan blah blah blah yang lainnya…
Pernah suatu ketika, saya bertengkar hebat dengan salah satu sahabat saya. Tidak perlu dijelaskan pastinya alasan kami bertengkar waktu itu, garis besarnya adalah saya kurang setuju dengan cara dia memperlakukan teman kami yang lainnya. Saya merasa dia sudah keterlaluan, di saat dia merasa bahwa itu semua biasa saja. Dan tiba-tiba saja saya mencecar dia dan memaparkan apa yang seharusnya dia lakukan… Bahwa dia seharusnya begini… Dia seharusnya begitu… Nggak boleh begini…. Nggak boleh begitu… dan seterusnya…. Dan seterusnya…. Dan sudah bisa ditebak kan apa yang terjadi selanjutnya. Kami sudah seperti 2 mata pedang beradu, penuh emosi, tidak ada satupun yang mau mengalah ataupun mengaku salah.
Hah? Koq bisa??
Ataukah itu saya yang sebenarnya berteriak-teriak minta tolong?
Saya dan benak saya yang sudah terlalu penat dan hampir meledak?
Saya dan benak saya yang minta didengar?
Ah, apapun itu, yang pasti saya mau berbagi. Saya mau bercerita dan bercerita… Berbagi dengan kalian semua tentang apa yang saya punya di dalam pikiran saya…
Akhir-akhir ini, tetiba saya menyadari bahwa saya menghadapi cukup banyak “kerikil” dan bahkan “bebatuan kecil” dalam hubungan saya dengan beberapa sahabat saya. Bingung? Mungkin. Jengkel dan marah? Sudah pasti. Sedih? Duh, apalagi.
It takes years to build a friendship. And it takes seconds only to destroy it to pieces…
Ya, mungkin kalimat di atas paling bisa menggambarkan apa yang akhir2 ini terjadi dengan saya dan sahabat-sahabat saya. Seperti sebuah hubungan pacaran, persahabatan juga tidak lepas dari yang namanya selisih pendapat, pertengkaran kecil maupun besar, adu mulut sini, adu mulut sana, cemburu sini, cemburu sana, dan blah blah blah yang lainnya…
Pernah suatu ketika, saya bertengkar hebat dengan salah satu sahabat saya. Tidak perlu dijelaskan pastinya alasan kami bertengkar waktu itu, garis besarnya adalah saya kurang setuju dengan cara dia memperlakukan teman kami yang lainnya. Saya merasa dia sudah keterlaluan, di saat dia merasa bahwa itu semua biasa saja. Dan tiba-tiba saja saya mencecar dia dan memaparkan apa yang seharusnya dia lakukan… Bahwa dia seharusnya begini… Dia seharusnya begitu… Nggak boleh begini…. Nggak boleh begitu… dan seterusnya…. Dan seterusnya…. Dan sudah bisa ditebak kan apa yang terjadi selanjutnya. Kami sudah seperti 2 mata pedang beradu, penuh emosi, tidak ada satupun yang mau mengalah ataupun mengaku salah.
Langganan:
Komentar (Atom)
 


